Tari Piring berasal dari Sumatera Barat,
tepatnya di Solok. Pada awalnya, tari piring dilakukan oleh perempuan dan
laki-laki untuk membawakan sesembahan kepada para dewa sebagai wujud rasa
syukur atas masa panen yang memberikan hasil sangat memuaskan. Mereka menari
dengan sangat lincah sembari memegang piring-piring di telapak tangannya.
Terdapat tiga jenis variasi gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai
bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka
malilik (akal melilit).
Namun, seiring masuknya agama Islam maka tarian
ini mengalami pergeseran sehingga tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan
untuk ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga acara pernikahan. Para
penari pun beralih dari yang awalnya campuran, kini hanya dilakukan oleh
perempuan-perempuan yang berdandan cantik. Barangkali Anda tidak akan percaya
tanpa melihat secara langsung para penari bergerak cepat, atraktif, penuh
semangat dan sangat indah dengan piring-piring yang sama sekali tidak bergoyang
apalagi terjatuh. Tarian ini diawali dengan para penari yang mulai bergerak
sesuai koreografi tarian dengan meletakkan piring di masing-masing tangannya
tanpa terlepas atau bergeser sedikitpun.
Suasana semakin semarak dengan alat musik yang
digunakan untuk mengiringi rentak tarian, yaitu talempong dan saluang. Kostum
penari biasanya berwarna cerah sehingga mendukung kemeriahan acara. Anda juga
akan mendengar irama khas yang dihasilkan dari suara dentingan antara piring
yang dipegang dengan cincin yang memang sengaja dikenakan di jari penari.
Kemudian, bersiaplah untuk menahan napas sejenak di bagian pertengahan
pertunjukkan, sebab akan ada atraksi lempar piring. Ya, piring-piring yang
dipegang oleh para penari sengaja dilemparkan sangat tinggi ke udara kemudian
pecahannya diinjak dengan gerakan tari yang terus dilanjutkan. Hal ini
menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang melimpah. Ajaibnya, tidak
akan akan satu luka pun di kaki para penari sekalipun mereka menginjaknya
dengan kaki telanjang. Secara umum, penari dalam tarian tradisional ini
berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.
Tari Piring sangat terkenal keistimewaannya ke
seluruh penjuru dunia. Tarian ini sudah pernah dipentaskan di luar Sumatera
Barat, yakni di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan lainnya.
Lebih membanggakannya lagi, Tari Piring juga turut dipentaskan dalam rangka tour
festival kebudayaan Nusantara. Tidak hanya di dalam negeri, Tari Piring juga
telah merambah ke dunia internasional dan pernah dipentaskan dalam festival
budaya Nusantara di Malaysia, Singapura, Serbia, serta beberapa negara di
Eropa.
www.gasumatra.com
www.gasumatra.com
0 komentar:
Posting Komentar